Sabtu kemarin,
atas nama mencari tambahan pengalaman,
saya mengambil tawaran salah satu sahabat untuk mencoba bekerja sebagai wedding organizer.
Sebenarnya, ini bukan yang pertama kali bagi saya, mengingat saya sudah beberapa kali dimintai bantuan untuk menjadi wedding organizer.
Wedding Organizer tentu saja, sesuai dengan namanya, mengatur tentang pernikahan. Moment sekali seumur hidup itu tentu saja tidak akan berjalan dengan sempurna tanpa ada orang2 dibelakangnya. Biasanya ada keluarga sendiri yang dimintain tolong, dan bisa juga orang lain, seperti Wedding Organizer (WO) ini.
Pengalaman Wedding saya terakhir, tidaklah begitu menggembirakan, mungkin ini juga yang membuat saya berfikir jauh lebih panjang untuk menerima tawaran kali ini. Di wedding terakhir, di pesta yang begitu megah, mewah, dan rame dengan pada sanak saudara dan kerabat itu, lampu gedung tiba- tiba mati.
Bayangkan saja, di tengah2 pesta, lampu mati, thats mean ac mati dan segala sound jga. Sebagai wedding Organizer, itu merupakan sebuah kesalahan besar, walaupun kita bukanlah yang mengaturnya. Jadilah semua kru WO mendapatkan marah, sekalipun saya yang notabene bukan seorang bos. Bukan kapok, namun karena belkum ada waktu, saya rehat sejenak dari dunia itu.
Setelah bebrapa bulan, mungkin tahun, rehat, ada tawaran ini.
Setelah pada akhirnya saya menerima, kali ini saya harus menyerah dengan tubuh saya sendiri. Karena kelelahan magang, kuliah, bergaul dengan para sahabat, dan beinteraksi dengan keluarga menumpuk di hari saya WO. Jadilah di gedung yang indah dan penuh dekorasi, di pesta yang megah, di banyak kerumunan orang, saya merasa sangat lelah.
atas nama Pengalaman, saya bertahan. Setidaknya, lagi- lagi saya bisa berucap, "yah, saya pernah menjadi kru sebuah Wedding Organizer, pesta sekali seumur hidup itu"
No comments:
Post a Comment