Tuesday, 4 May 2010
We Are Public Relations
Bagi orang lain mungkin kami hanyalah sekelompok kecil wanita.
Namun bagi saya, kami adalah perubah besar kehidupan.
Saat pertama kali mendengar kelas Public Relation hanyalah terdiri dari tujuh orang wanita ini, saya sempat ragu. Ragu apakah jurusan yang saya pilih adalah jurusan yang paling tepat untuk saya, sedangkan sebagian besar teman saya justru lebih memilih kelas Jurnalistik.
Namun, setelah saya mulai menyelami dunia ini, saya baru menyadari jurusan yang saya pilih sama sekali tidak meragukan.
Dijurusan ini saya mendapatkan banyak pencelikan. Pencelikan tentang politik, negara, ekonomi, perusahaan, hingga kehidupan.
Dari enam orang teman saya yang lain, saya juga mendapat banyak pelajaran. Pelajaran tentang memaknai hidup. Pelajaran tentang menghargai yang lain. Pelajaran tentang mengalah, peduli terhadap sesama, memaafkan, hingga kebahagiaan.
Dari Herdiastuti Arumningtyas, saya belajar tentang peduli. Tentang menjadi seorang yang tanggap terhadap kebutuhan orang lain. Belajar mengalah terhadap keinginan saya. Belajar menjadi seorang pendengar yang baik. Belajar untuk tetap tersenyum dan bahagia walaupun keadaan terkadang menghimpit. Belajar untuk menjadi seorang yang bahagia dan membahagiakan oranglain.
Dari Lidwina Wirawan, saya belajar tentang kebijaksanaan. Belajar untuk menimbang segalanya lebih lagi. Melihat berbagai kejadian dari sisi- sisi yang tidak terfikirkan. Belajar tentang apa itu kesabaran. Belajar untuk jujur dengan diri sendiri. Belajar untuk menjadi seorang yang dimengerti dan mengerti oranglain.
Dari Stephanie Valencia, saya belajar untuk memahami. Memahami bagaimana keadaan orang lain. Memahami posisi orang lain, dan merefleksikannya kediri kita. Memahami mengenai menyederhanakan hidup. Membuat kehidupan yang sudah susah ini menjadi sangat mudah dan mudah untuk dijalani. Melihat segala kejadian dari sisi yang mudah dan membahagiakan. Belajar tertawa secara lepas dan membuat orang tertawa juga.
Dari Delima Juni Hatuti, saya belajar untuk mengalah. Menyampingkan ego dan segala pendapat negatif dan menjadikannya sebuah pemacu. Darinya saya belajar juga untuk mendengar dan bukan hanya berbicara. Belajar untuk menjadi rendah hati dan menerima segala sesuatunya lebih lapang dada. Membuat saya mengerti betapa berharganya sebuah kerendahan hati.
Dari Monique Agustine, saya belajar untuk berusaha. Mengenyampingkan segala ketidakmampuan dengan berusaha dan memetik hasil dari usaha kita. Belajar menjadi tekun dan berusaha percaya pada diri kita sendiri. Berusaha untuk menghargai diri kita sendiri, namun tetap tidak mengenyampingkan oranglain.
Dari Grecia Meliani, saya belajar mengenai sebuah kerja keras. Berjuang untuk diri. Berusaha mengerti segala yang mungkin terjadi dan membayarnya dengan sebuah kerja keras.
Pembelajaran yang saya dapat dikelas ini, takkan saya dapatkan di tempat lain... Karena kami takkan terganti!
It's
my day
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment