November 2008
Terimakasih cinta!
Sepertinya nggak ada kata lain yang bisa mewakili perasaanku kali ini kecuali kata terimakasih. Entah apa yang terjadi padaku, sehingga aku tak menyadari bahwa sudah banyak hal yang kau lakukan untukku hanya untuk sekedar membuktikan betapa cintamu padaku. Aku sendiri yang selalu bilang bahwa nggak ada orang yang sempurna di dunia ini, semuanya selalu melakukan kesalahan. Tapi mengapa sewaktu kamu melakukan kesalahan aku terpuruk dalam kecurigaan dan kecemburuan yang menggila. Sampai lima menit yang lalu mama mengingatkanku akan kegilaan kita berdua. Kegilaan mungkin bagi mama, tapi bagiku itu adalah tanda cintamu padaku.
Sewaktu suhu kota Batu sangat dingin, aku menggigil kedinginan di boncengan belakang motormu. Kau menyadari bahwa aku sedang menggigil kedinginan,kaupun kutahu menggigil. Namun kamu berusaha membuatku hangat. Kutahu tak mungkin bagimu untuk memelukku ditengah kau sedang menyetir motor kesayanganmu. Keputusanmu untuk berkata, “Mana Hpmu?” membuatku bertanya awalnya. Tapi setelah kau melakukan reportase singkat dengan direkam lewat hp seolah- olah kau adalah pembawa acara TV membuatku tertawa dan itu sangat menghangatkan tubuhku. Entah lupa akan dingin atau memang karena menjadi hangat karena aku tertawa.
Masih teringat dalam benakku bulan Desember tahun lalu. Waktu itu lagi musim hujan, dan aku merengek supaya kamu datang kerumahku. Tanpa marah, kamu datang ke rumahku yang jaraknya puluhan kilometer dari tempatmu. Padahal hujannya deras banget di tambah udara kota Batu yang lagi dingin- dinginnya. Kamu nggak marah waktu ketemu aku, kamu hanya bilang “Aku nggak usah masuk rumah ya, bajuku basah semua. Motornya juga kotor banget kena air hujan.” Aku yang merasa bersalah mengiyakan saja walaupun hujan semakin deras diluar. Dua menit kemudian kamu bilang ke aku, “Kamu masuk rumah gih. Hujannya makin deras. Nanti kamu sakit. Apalagi udah dingin banget kaya gini. Sana gih!!” Aku merasa sangat bersalah waktu itu, aku nggak peduli sama kamu yang kehujanan dan kedinginan. Sama kamu yang harus menempuh jarak dua jam pulang pergi hanya untuk bertemu aku dua menit. HANYA DUA MENIT!!!
Saat aku terdiam membisu, beribu pikiran menerjangku. Aku benar- benar letih, menghadapi banyak masalah yang menghadang. Tugas kampus yang membuatku nyaris gila, sahabat- sahabat yang mengacuhkanku hanya karena aku pindah ke Jakarta. Dan tanggung jawab pada keluargaku yang sungguh membuatku tertekan. Kau melihatku sekilas, lalu segera memelukku. Hanya memelukku! Namun, memang hanya sebuah pelukan yang kubutuhkan. Pelukan tanpa kata yang sesungguhnya menenangkan hatiku. Membuatku percaya bahwa masih ada seseorang yang bisa menjadi sandaranku. Seseorang yang selalu ada buatku untuk meringankan beban di hati ini.
Keputusanmu tahun lalu yang mengijinkan aku untuk kuliah di Jakarta juga sebagai buktimu mencintaiku bukan? Kamu tahu menjalani hubungan jarak jauh tidaklah mudah, tapi kamu mau berjuang untuk mempertahankan cinta walaupun kita jauh demi masa depanku. Walaupun setiap kau mengantarku berangkat ke Jakarta lagi untuk kuliah setelah liburan kamu meneteskan air mata. Air mata dari seorang lelaki yang tegar dan kuat. Air mata dari seorang lelaki yang sebenarnya pantang menagis. Air mata yang selau kau sembunyikan dariku, takut jika akupun menangis di depanmu.
Walaupun sesampaiku di Jakarta kau akan berkata lirih bahwa kau sudah rindu padaku. Di bulan- bulan sulit yang kulalui jauh darimu, setiap hari kaupun selalu mengatakan bahwa kau rindu padaku dengan nada yang bergetar. Aku tahu tak mudah bagimu dan bagiku untuk menjalani ini semua namun ketika ku rapuh dan hampir menyerah, kau berusaha menguatkanku walau kutahu kau sebenarnya juga sangat rindu padaku.
Kini saat kau melakukan kesalahan, aku yakin akan memaafkanmu. Menyingkirkan segala kecemburuaan dan kekecewaan yang menggila ini. Karena masih ada beribu tanda cinta darimu yang tak akan pernah kulupakan. Dan maafku kali ini adalah tanda cintaku padamu, tanda cinta untuk kekasihku tercinta!
No comments:
Post a Comment